Makna
Shaum. Makna Shaum secara bahasa (etimologi) adalah “Al Imsak” yang
artinya “menahan”. Imam Abu ‘Ubaid dalam Gharibul Hadits menerangkan bahwa “Semua
orang yang menahan diri dari berbicara, makan, atau berjalan maka dia dinamakan
sha’im (orang yang sedang bershaum).
Adapun makna shaum secara istilah (terminologi), para ulama
membuat definisi yang bermacam-macam. Salah satunya adalah Dr. Wahbah Zuhaili
di dalam kitabnya tafsir Al Munir, menjelaskan bahwa shaum adalah menahan diri
dari makan, minum, jima’, dimulai dari terbit fajar hingga tenggelam matahari. Diawali
dengan niat hanya mengharapkan ridha Allah SWT dan dengan maksud membina diri
dalam ketakwaan kepada Allah SWT. (Wahbah Zuhaili, 1991:I/128).
Adapun ulama tafsir lainnya yaitu Ibnu Katsir di dalam
tafsirnya menjelaskan bahwa shaum adalah menahan diri dari makan, minum dan
hubungan suami istri, menjaga kebersihan diri dari perbuatan terceladan akhlak
yang buruk, dengan niat ikhlas karena Allah SWT. (Ibnu Katsir, 2002:I/186).
Penjelasn para ulama dalam mendefinisikan shaum memiliki satu
definisi yang umum, yaitu ibadah yang dilakukan oleh seorang Mukallaf
(seorang muslim yang sudah memenuhi syarat untuk menjalankan kewajiban dan
menjauhi larangan dalam agama islam) untuk menahan diri dari berbagai perbuatan
yang dapat membatalkan shaum, diiringi niat ikhlas mengharap ridha Allah SWT,
dimulai sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Shaum merupakan ibadah
yang tidak hanya melibatkan organ fisik semata, melainkan juga melibatkan hati
dan pikiran.
Shaum adalah ibadah yang berbeda dengan ibadah lainnya, shaum
memiliki karakteristik khas, salah satunya adalah ia ibadah yang tidak terlihat
oleh orang lain. Shalat masih bisa dilihat dengan gerakannya, demikian juga
dengan zakat dan ibadah haji. Sedangkan shaum hanyalah diketahui oleh pelakunya
dan Allah SWT. Oleh sebab itu, keimanan benar-benar menjadi factor terbesar di
dalam pelaksanaannya. Bukan berarti ibadah-ibadah lain tidak dipengaruhi dengan
factor iman, namun dalam ibadah shaum factor keimanan kepada Allah SWT ini jauh
lebih besar lagi.
Sumber
: Buku Hakikat Shaum Ramadhan, Penulis : Aa Gym
Tidak ada komentar:
Posting Komentar